Dibuat oleh : Rilva Deni Yogatama (Mahasiswa Pendidikan Sejarah Angkatan 2019)
Sebelum berdirinya negara Irlandia yang resmi, pasukan nasionalis Irlandia yang lebih dikenal sebagai Irish Republican Army harus berhadapan dengan pasukan loyalis Inggris bersama dengan Tentara Kerajaan Inggris. Pengorbanan mereka demi kemerdekaan sangatlah besar karena harus dibayar dengan darah dan air mata. Irish Republican Army sendiri telah berjuang selama puluhan tahun, bahkan telah memulai aksinya sejak era 1920an. Mereka meneruskan perjuangan dari generasi ke generasi sehingga terus menciptakan gerakan pembaharuan bersama dengan inovasi dan kawan-kawan baru yang berasal dari latar belakang yang berbeda.
Di era 1970an sendiri, terdapat sebuah peristiwa yang akan selalu diingat warga Inggris maupun Irlandia yaitu The Troubles. Masa ini telah berjalan setidaknya lebih dari 30 tahun dan dimulai sejak akhir 1960an. Proses ini adalah bagian dari kegiatan separatisme warga nasionalis Irlandia dalam perjuangannya memisahkan diri dari Kerajaan Inggris. Konflik ini sendiri dapat dilihat dari berbagai bidang kehidupan, karena peristiwa ini tidak berkutat pada masalah politik antara Irlandia dan Inggris saja. Inggris sebagai negara yang berlandaskan sekaligus mayoritas penduduknya memeluk Protestan telah berselisih paham dengan umat Katolik jauh sebelum adanya IRA. Namun lain cerita dalam peristiwa ini, dalam Armed Struggle: The History of the IRA karya Richard English menyebutkan bahwa di tahun 1970, pihak Inggris tidak menunjukkan itikad baik dalam usaha memperbaiki hubungan dengan pihak Irlandia terutama dalam hal sektarian. Hal ini bisa berdampak pada semakin memburuknya kualitas hubungan antara warga Katolik di pihak Irlandia dengan Tentara Kerajaan Inggris.
Terbukti dengan pengeboman wilayah milik sipil Katolik Irlandia di McGurk’s Bar yang dilakukan oleh pihak loyalis Inggris dari UVF. Akibat dari peristiwa tersebut, tahun 1971 menandai naiknya kembali kekerasan antara Inggris dan Irlandia. Berlanjut pada kekerasan berikutnya, dalam Bloody Sunday and the Rule of Law in Northern Ireland akrya Dermot Walsh terdapat sebuah peristiwa yang menjadi insiden terparah pada masa The Trouble karena peristiwa tersebut menjadi penembakan warga sipil terbanyak dalam satu kali aksi baku tembak sepanjang sejarah The Troubles. Aksi yang dikenal sebagai Bloody Sunday ini bermula dari sebuah unjuk rasa yang dikenal oleh NICRA yang berada di pihak Irlandia, demontrasi ini dibubarkan secara paksa dengan rentetan tembakan yang dilepaskan dari laras pasukan Resimen Penerjun Payung Inggris dari Batalion 1. Aksi balas membalas tak terhindarkan do sepanjang tahun 1972 hingga akhir 1970an. Masyarakat Protestan dan Katolik kembali dipertemukan dalam berbagai pertempuran berdarah seperti Pertempuran Springmartin dan Pertempuran Lenadoon dimana pasukan IRA terus berhadapan dengan Tentara Kerajaan Inggris. Maka dalam masa ini bukanlah sesuatu yang mengherankan jika kedua belah pihak saling menunjukkan pemahaman sektarian mereka dengan grafiti untuk menandai wilayah mereka masing-masing.
Mengenai ciri khas, pasukan IRA baik yang provisional atau PROVOS maupun yang resmi tidak menunjukkan identitas yang cukup selaras. Hal ini ditenggarai oleh lumrahnya negara yang memberontak dalam proses mencapai kemerdekaan dimana mereka kerap menggunakan seragam musuh sebagai seragam mereka sendiri. Di era 1970an, IRA terlihat menggunakan berbagai seragam standar Inggris seperti jaket musim dingin maupun seragam kamuflase bermotif DPM. Meskipun begitu, mereka terlihat tidak melengkapi seragam mereka selayaknya tentara Inggris, ada diantara mereka yang mencampur celana kamuflase dengan jaket kulit, ada yang menggunakan atasan kamuflase namun menggunakan bawahan berupa jeans bahkan kebanyakan dari mereka tidak menggunakan peralatan standar dan tetap menggunakan sepatu sipil. Namun tetap saja IRA tidak pernah lepas dari satu ciri khas berpakaiannya yaitu topeng sebo atau lebih kita kenal sebagai topeng “maling” yang berlubang satu, dua maupun tiga dan berwarna hijau gelap maupun hitam.
إرسال تعليق