Pemerintah Hindia Belanda melalui
Perusahaan Kereta Api (KA) milik Pemerintah, Staatspoor-en Tramwegen in
Nederlandsch-Indie (SS en T), yang dikenal sebagai Staatsspoorwegen (SS)
membuka keterpencilan daerah Banten yang sering mengalami pergolakan dengan
mengoperasikan KA. Jalur KA yang dibuka, antara lain, adalah jalur KA dari
Batavia (Jakarta) menuju ke Anyer Kidul di pesisir Selat Sunda melalui Rangkasbitung
dan Cilegon pada tanggal 20 Desember 1900. Jalur KA di Banten semakin
berkembang dengan dibukanya lintas cabang Cilegon-Merak sepanjang 10 km yang
dioperasikan pada tanggal 1 Desember 1914.
Kata
kunci: Sejarah Jalur kereta Rangkas-Anyer-Merak , Hindia
Belanda
Pendahuluan
Daerah Banten terletak di bagian barat Pulau Jawa.
Pada masa lalu, Banten adalah sebuah Kesultanan yang menjadi jalur perdagangan
internasional. Pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf sejak tahun 1570,
Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaannya. Pelabuhan Banten menjadi bandar
yang besar dan pusat perdagangan rempah-rempah di kawasan Asia Tenggara. Banten
juga menjadi pusat kerajaan Islam. Namun sejak kedatangan Pemerintah Hindia
Belanda pada tahun 1808, timbul
perlawanan demi
perlawanan dari Kesultanan Banten terhadap Pemerintah Hindia Belanda, yang
mencapai puncaknya dengan penghancuran Keraton Surosowan Banten oleh Belanda
dan sejak itu, kejayaan Banten mulai meredup.
Sejak tahun 1896, SS membangun jalur Kereta Api (KA) dari Batavia
(Jakarta) menuju Rangkasbitung – Cilegon - Anyer Kidul dengan panjang
keseluruhan 155 km, yang dibuka pengoperasiannya pada tanggal 20 Desember 1900.
Jalur ini melintasi wilayah utara Banten seperti Rangkasbitung, Serang dan
Cilegon.
Anyer, titik ujung jalur KA ini, tentunya tidak dapat dipisahkan dengan
Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) yang merupakan “mega proyek” pada masa
pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels. Anyer
merupakan titik kilometer Nol dari Jalan Raya Pos ini, dan di dekat titik Nol
ini terdapat pula mercu suar peninggalan era Hindia Belanda.
Jalan Raya sepanjang 1.100 km yang dibangun tahun 1808-1809 ini
membentang dari Anyer, di ujung barat Pulau Jawa hingga Panarukan, di bagian
timur Pulau Jawa yang terletak di pesisir Selat Madura, melewati kota-kota
seperti Batavia (Jakarta), Bandung, Cirebon, Semarang dan Surabaya, serta
membuatnya menjadi urat nadi jalur perdagangan dan pertahanan di Pulau Jawa
pada masa itu.
Isi
Untuk membuka keterpencilan daerah Banten yang
pada masa Pemerintahan Hindia Belanda merupakan salah satu daerah yang banyak
mengalami pergolakan, selain dengan pembangunan Jalan Raya Pos Anyer menuju
Jakarta, yang kemudian diteruskan hingga Panarukan, Jawa Timur, maka pada tahun
1896 perusahaan kereta api milik Pemerintah yang bernama Staatspoor-en
Tramwegen in Nederlandsch-Indie (SS en T), yang dikenal sebagai
Staatsspoorwegen (SS) membangun jalur Kereta Api (KA) dari Batavia (Jakarta) menuju Rangkasbitung Cilegon-Anyer Kidul dan
lintas cabang dari Duri ke Tangerang dengan panjang keseluruhan 175 km.
Staatsspoorwegen ( SS ) Sendiri adalah Perusahaan Kereta Api Milik Pemerintah Hindia Belanda Yang Diresmikan pada tanggal 6 April 1875.
Sejak tahun
1896, SS membangun jalur Kereta Api (KA) dari Batavia (Jakarta) menuju
Rangkasbitung-Cilegon-Anyer Kidul dengan panjang keseluruhan 155 km, yang
dibuka pengoperasiannya pada tanggal 20 Desember 1900. Jalur ini melintasi
wilayah utara Banten seperti Rangkasbitung, Serang dan Cilegon.
Kemudian pada
tahun 1914 tepatnya tanggal 1 Desember 1914, di jalur ini SS membuka lintas
cabang dari Cilegon (lebih tepatnya di Krenceng) menuju Merak sepanjang 10 km.
Jalur ini merupakan akses menuju ke Pelabuhan Penyeberangan Merak, yang
merupakan pelabuhan untuk kapal angkutan penyeberangan menuju Pelabuhan Panjang
(Oost-Haven) di Pulau Sumatera. Pada masa itu, kapal penyeberangan
Merak-Panjang dikelola oleh Koninlijk Paketvaart Maatschappij (KPM), suatu
perusahaan pelayaran Belanda. Di kemudian hari, untuk mempersingkat waktu dan
jarak tempuh, pelabuhan penyeberangan di Sumatera dipindahkan dari Panjang ke
Bakauheni.
Jalur KA di sekitar Cilegon, Cigading dan Anyer Kidul disajikan pada peta di bawah ini:
Berdasarkan Buku Daftar Lintas PJKA, stasiun dan
perhentian KA di ruas CilegonAnyer Kidul beserta jaraknya adalah sebagai
berikut:
Merujuk pada
Jadwal Perjalanan KA yang diterbitkan pada tahun 1931, yang bersumber dari
Officieele Reisgids der Spoor en Tramwegen en Aansluitende Automobieldiensten
op Java en Madoera, tergambarkan bahwa dari Batavia
(Jakarta)-Rangkasbitung-Anyer Kidul pergi-pulang (pp) terdapat 3 perjalanan KA
dalam sehari. Waktu tempuh perjalanan adalah bervariasi dari 5 jam 43 menit
hingga 7 jam 7 menit. Kereta penumpang yang digunakan adalah dari kelas 2,
kelas 3 dan kelas 3 khusus untuk warga pribumi.
Tidak lama
setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, pengelolaan di jalur
Jakarta-Rangkasbitung-Anyer Kidul dikelola oleh Djawatan Kereta Api Republik
Indonesia (DKARI) hingga sampai Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Kemudian,
di era PJKA inilah pada tahun 1981, ruas antara Cigading hingga Anyer Kidul
sepanjang 12 km tidak dioperasikan lagi, sementara ruas antara Cilegon-Krenceng
hingga Cigading masih beroperasi hingga kini untuk KA angkutan batubara.
Stasiun Cigading kemudian dibuat bangunan baru di lokasi yang berbeda dengan
Halte Cigading pada masa silam. Pemerintah Republik Indonesia membangun
sepenggal jalur baru menuju Stasiun Cigading (baru) yang dilengkapi pula dengan
sarana pemuatan batubara.
Pada jalur
yang relatif singkat sepanjang 12 km antara Cigading hingga Anyer Kidul,
setidaknya hingga tahun 2016, masih bisa dilihat jejak peninggalan seperti
bekas bangunan stasiun dan jembatan KA, yaitu Stasiun Anyer Lor, Stasiun Anyer
Kidul dan Jembatan Kali Anyer.
Bila dilakukan
susur rel dirunut dari jalur KA aktif dari arah Krenceng, selepas Stasiun
Krenceng ke arah barat, maka kemudian dijumpai percabangan 3 jalur KA, jalur ke
arah barat menuju ke Cigading, dan 2 jalur ke arah barat laut, masing-masing
adalah jalur menuju Merak dan Kawasan Industri Cilegon (Pabrik baja Krakatau
Steel).
Berikut
Merupakan Stasiun Kereta Api Antara Stasiun Rangkasbitung, Stasiun Anyer Kidul
dan Stasiun Merak :
- Stasiun
Jambu Baru
- Stasiun
Catang
- Stasiun
Cikeusal
- Stasiun
Walantaka
- Stasiun Serang dibuka pada tanggal 1 Juli 1900
- Stasiun
Karangantu
- Stasiun
Tonjong Baru
- Stasiun Cilegon dibuka
pada tanggal 13 Maret 1887
- Stasiun Krenceng – Anyer :
a.
Stasiun
Cigading
b.
Stasiun
Ciwandan
c.
Stasiun
Anyer Lor
d.
Stasiun
Anyer Kidul
- Stasiun Krenceng – Merak :
a. Stasiun Merak
Daftar Pustaka
Sumber Internet :
https://www.wikiwand.com/id/Jalur_kereta_api_Merak%E2%80%93Tanahabang#/Percabangan_menuju_Anyer_Kidul |
https://javarailmaps.blogspot.com/2017/10/jalur-kereta-api-sskai-rangkasbitung.html |
https://www.kompasiana.com/rushanovaly/5646719ec4afbda3134f856e/mengenang-perang-kemerdekaan-di-jalur-ka-rangkasbitungtanah-abang |
Sumber Buku : Bruin, Jan de. Het Indische Spoor In Oorlogstijd: de spoor- en tramwegmaatschappijen in Nederlands-Indië in de vuurlinie, 1873-1949. Uitgeverij Uquilar. Nederlands. 2003. |
Isnaeni, Hendri F & Apid.
Romusa, Sejarah yang Terlupakan. Ombak. Yogyakarta: 2008
Kompas. Ekspedisi
Anjer-Panaroekan, Laporan Jurnalistik Kompas 200 Tahun Anjer-Panaroekan, Jalan
(untuk) Perubahan. PT Kompas Media Nusantara. Jakarta. 2008
Oegema, J.J.G. De Stoomtractie op
Java en Sumatera. Kluwer Technische Boeken. Nederlands. 1982.
Sujadi, Akhmad. Membangun
Perkeretaapian Jakarta-Banten: Aman, Nyaman, Modern, Terpadu. PT Ilalang Sakti
Komunikasi. Depok. 2011
Tim Telaga Bakti Nusantara.
Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid I. Angkasa.1997
Unit Pusat Pelestarian, Perawatan
dan Desain Arsitektur PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Jalur Kereta Api
Saketi-Bayah 1944-1952. 2015
Posting Komentar