SERIKAT ISLAM DALAM PERGERAKAN NASIONAL (PERGUMULAN POLITIK INTERNAL DI TUBUH SI)


Ditulis Oleh: Syarifah Aini
(Mahasiswa Pendidikan Sejarah Angkatan 2018)

Abstrak

Serekat Islam dahulunya merupakan Serekat Dagang Islam, dimana organisasi yang didirikan oleh Haji Samanhudi dahulunya merupakan semuah perkumpulan pedagangan-pedagangan islam yang menentang politik belanda memberi leluasaan masuknya pedagang asing untuk menguasai komplar ekonomi rakyat pada masa itu. Pada kongres pertama SDI di Solo tahun 1906 namanya diganti menjadi serikat Islam. Pada tanggal 10 September 1912 berkat keadaan politik dan sosial pada masa tersebut HOS Tjokroaminoto menghadap notaris B. ter Kuile di Solo untuk menjadikan Serekat Islam sebagai badan hukum dengan anggaran dasar SI yang baru, kemudian mendapat pengakuan dan disahkan oleh pemerintah Belanda pada tanggal 14 September 1912. HOS Tjokroaminoto mengubah yuridiksi SDI  lebih luas yang dahulunya hanya mencakup permasalahan ekonomi dan sosial. Kearah politik dan agama untuk menyumbangkan semangat perjuangan islam dan semangat juang terhadap kolonialisme dan imprealisme pada masa tersebut. SI yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeninging) pada tahun 1914, mereka menyudup kedalam tubuh SI untuk mempengaruhi dan menyebarkan fahamnya dengan mempengaruhi tokoh-tokoh muda SI, hal ini pula yang menyebakan terpecahnya SI.

Kata kunci: Komunisme, Belanda, Tjokroaminoto, Semaun

 


 

 

PENDAHULUAN

Oemar Said Tjokroaminoto menyadari bahwa umat islam yang tertindas diubah oleh penjajah menjadi seperti tertidur lelap kesadarannya. Tidak lagi menyadari bahwa dirinya memiliki tanah air, bangsa dan agama yang tejajah. Pasrah tanpa minat untuk melepas dirinya dari penindasan yang tiada melelahkan gairah hidupnya umat islam sebagai mayoritas, yang sedang kehilangan seorang pemimpin berani untuk membangkitkan kesadaran bahwa dirinya sedang tertindas dan terjajah. Sama halnya dengan bangsa Arab yang trebiarkan menjadi bangsa jahiliyah dan terjajah oleh kekaisaran Romawi dan Persia. Tidak lagi memahami siapa sebenarnya yang dijadikan lawannya. Dengan demikian terjadilah serang menyerang dan saling menghancurkan diri. Namun setelah Rasulullah datang dengan membawa ajaran Al-Qur’an yang dijadikan pedoman pembangkit kesadaran manusia, berubalah dalam waktu relatif singkat kemudian bangsa Arab menjadi bangsa yang terhormat. Dan menjadi bangsa pemimpin bangsa-bangsa di dunia.

Dengan mencontoh kepemimpinan Rasulullah Saw. Oemar Said Tjokrominoto berjuang membangkitkan kesadaran nasional umat islam. Bangkit dengan Al-Quran dan sunnah, melalui paradigma lima-K (Kemauan, Kekuatan, Kemenangan, Kekuasaan, Kemerdekaan), dibangunlah kesadaran umat islam yang sedang terlena dan lupa akan martabat dirinya, agar bangkit menjadi bangsa yang merdeka. Paradigma lima-K tersebut, dituliskan dalam lambang benteng Sjerikat Islam. Ketiga paradigma dasar: Kemauan, Kekuatan dan Kemenangan dituliskan dengan huruf Arab melayu. Sedangkan kedua paradigma berikutnya, Kekuasaan dan Kemerdekaan dituliskan dengan huruf Jawa. Perbedaan pilihan hurufnya, memberikan pesan tersirat bahwa ketiga paradigma: kemauan, kekuatan, dan kemenangan dituliskan dengan huruf arab melayu melambangkan jiwa ketiga paradigma tersebut melandaskan ajaran islam. Ketiga-tiganya diletakan dikaki depan lambang banteng. Kedua paradigma berikutnya dituliskan dengan huruf dan bahasa jawa adalah (kawasa) dan merdika (kemerdekaan), dituliskan pada posisi yang tidak sama . disebelah kanan lambang benteng dan diatas lambang matahari, tertuliskan merdika (kemerdekaan). Disebelah kiri benteng, tertuliskan kawasa (kekuasaan), hal tersebut memberikan pengertian dalam mengaplikasikan kedua-duanya bertolak dari ajaran islam, tetapi harus disesuaikan dengan lingkungan kehidupan budaya politik serta pertanda zaman (Zeitgeist) di nusantara Indonesia.

Sjarikat Islam sebenarnya telah didirikan, 1324 H/1906 M, di Surakarta. Setahun setelah didirikannya Sjarikat Dagang Islam, 16 Sya’ban 1323 H, Senin Legi, 16 Oktober 1905 M. Kedua organisasi tersebut artinya, Sjarikat Dagang Islam dan Sjarikat Islam diidrikan atas prakarsa Hadji Samanhoedi. Tetapi lebih dikenal pada saat Sjarikat Islam di Surabaya dibawah pimpinan Oemar Said Tjokroaminoto. Dengan demikian, Sjarikat Islam didirikan setelah adanya huru-hara anti-Cina dan schorsing dari residen Surakarta terhadap Sjarekat Dagang Islam. Sebagian sejarawan menuliskan bahwa organisasi tersebut didirikan pada saat mendapat badan hukum pada 27 Ramadhan 1313 H, Senin Pahing, 10 September 1912 M.

Setelah tercatat sebagai badan hukum pada 10 September 1912 berita tentang berdirinya Sjarikat Islam para anggotanya menyiarkan kabar berdirinya perkumpulan  secara gthok tular kepada kawan kawan dilingkungan kaum muslimin. Justru oleh karena asas dan tujuan Sarekat Islam itu sangat praktis dan sesuai dengan selera kehidupan kaum muslimin maka berita berdirinya perkumpulan itu disambut dengan gembira oleh para kaum muslimin. Dalam waktu singkat sekali perkumpulan itu telah memperoleh anggota yang besar sekali jumlahnya. Timbulah karenanya kekhawatiran pihak pemerintah u ntuk mengakui sebagai badan hukum. Pemerintah khawatir kalau kalau pengurus besar Sjarekat Islam akan memperoleh pengaruh yang besar dikalangan rakyat, sehingga mengurangi kewibawaan pemerintah. Pangreh Praja akan kewalahan menghadapi gerakan masa yang dipimpin oleh Sjarikat Islam. Demikianlah pada tanggal 30 Juni 1913 diputuskan oleh pihak berwajib untuk menolak permohonan pengakuan Sjarekat Islam sebagai badan hukum dengan penjelasan, bahwa penolakan itu hanya mengenai perkumpulan serikat islam sebagai pusat; cabang-cabangnya dapat diakui sebagai badan hukum. Berdasarkan penjelasan itu maka cabang-canag sarekat islam dianjurkan untuk mengajukan permohonan pengakuan sebagai badan hukum. Untuk sementara para pengurusnya menyerah kepada keputusan pemerintah.

Oleh karena pemerintah telah terlanjur memberikan janji untuk mengakui cabang-cabang Sjarikat Islam, yang mengajukan permohonanpengakuan sebagai badan hukum, mak apemerintah harus menebus janjinya. Demikianlah dalam tahun 1914 telah berdiri 56 cabang Sjarikat Islam dengan pengakuan sebagai badan huikum. Cang-cang itu berdiri sebagai Sjarikat Islam lokal, karena badan pusatnya tidak ada. Sebenarnya adanya pembagian Sjarikat Islam lokal itu bagi pemerintah sendiri agak sulit untuk mengaturnya. Jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan oleh pemerintah, tidak ada badan yang harus mempertanggung jawabkannya. Serekat lokal itu sendiri yang harus dihadapkan kepada yang berwajib. Sjarikat Islam lainnya bebas dari kesalahan atau tuduhan yang mungkin dilemparkan oelh pihak pemerintah. Demikianlah ketika pengurus sentral Sjarikat Islam mengajukan permohonan pengakuan sebagai badan hukum dengan penjelasan, bahwa sentra Sjarikat Islam itu tidak mempunyai anggota perorangan, melainkan anggotanya terdiri dari serekat-serekat islam lokal, maka pada tanggal 18 Maret 1916 diputuskan oleh yang berwajib untuk memberikan pengakuan sebagai badan hukum. Berdirilah sentra Sjarikat Islam dalam pengurusnya seperti berikut: Umar Said Tjokroaminoto, Agus Salim, Abdul Muis, Haju Gunawan, Wondoamiseno, Sosrokardono, Soerjopranoto, Alimin Prawirodiredjo, Haji Samanhudi diangkat sebagai ketua kehormatan.

Segerah setelah sentral Sjarekat Islam diakui oleh badan hukum, maka sentral Sjarekat Islam dalam bulan juni 1916 mengadakan kongres yang pertama di kota bandung. Terbukti bahka kongres Sjarekat Idslam yang pertama itu mendapat kunjungan luar biasa  dari Sjarekat lokal yang jumlahnya sudah mencapai 80 dan mempunyai anggota sekitar 360.000. suatu bukti bahwa perkembangan sangat pesat. Kongres tyang pertama ini memang ditujukan untung menggalang persatuan umat muslim. Sejak kongres yang pertama Sjarekat Islam menunjukan corak aliran politik religius nasional. Dalam kongres yang kedua, yang diadakan dijakarta 1917 serekat islam menegakkan tujuannya yakni untuk memperoleh pemerintahan sendiri namun tujuan itu masih kabur karena Sjarekat Islam tidak berani membuka kemauannya dengan kata “kemerdekaan”. Pada kongres kedua ini pula adanya niat pementuka dewan kerja rakyat dimana Tjokroaminoto dan abdul muis ditunjuk sebagai calon serekat Islam. Dan bekerjasama dengan pihak pemerintah penjajah. Dan pada 18 Mei 1918 oeleh Gubernur Jendral Graaf van Limburg Stirum, terjata bahwa pengusulan Tjikroaminoto menjadi calon dewan ditemia sangat baik oleh gubernur jendral. Kongres Sjarikat islam yang kedua dijadikan gelanggang untuk menyerang kapital asing.

Dalam kongres yang kedua telah terdengar adanya aliran kiri dalam tubuh serikat islam. Aliran kiri itu disuarakan oleh semaun selaku ketua Sjarekat Islam lokal disemarang. Dalam kongres itu semaun mulai menyerang pemerintah secara pedas namun Sjarekat Islam tetap berpegang para perjuangan parlementer. Dengan tegas semaun menyebut alirannya revolusioner-sosialitis. Sebedarnya semau n merupakan anggota ISDV, Bahkan merupakan salah seorang pendirinya. ISDV didirikan pada tahun 1913 oleh beberapa orang belanda Sneevliet, Brandsteder, Dekker dan orang indonesia semaun. ISDV beraliran sosialis pada waktu itu belum ada disiplin partai. Dan sebagai petinggi dalam Sjarikat Islam Semaun berhasil masuk kedalam tubuh SI.

Dalam kongres yang ketiga yang diadakan paad tanggal 29 September-6 Oktober tahun 1918 disurabaya, pengaruh aliran revolusioner sosialistis makin terasa. Dalam kongres itu ditandaskan, bahwa perjuangan rakyat ditanah jajahan hindia tidak hanya berupa “Pertentangan antar kaum jajah dan kaum terjajah, tetapi juga pertentangan antar kaum kapitalis dan kaum buruh”. Itulah landasan utama perjuangan kaum sosialis, dan itulah inti dari paham sosialisme. Paham sosialisme yang ditawarkan oleh semaun itu diterima oleh kongres III Sjarekat Islam. Sostrokardono selaku ketua sarekat sakerja pegadaian yang pada waktu itu disebut Pandhuisbond, ditugaskan oleh kongres untuk menyusun kekuatan buruh. Sostrokardono mendirikan sarekat sakerja vak-sentral yang disebut Revolusioner Sosialistische Vakcentrale.demikianlah kongres III Sjarekat Islam mengenai pembentukan sarekat sakerja telah berhasil dilaksanakan     oleh Sostrokardono. Didalam vak sentral terjadi perebutan kekuasaan antara golongan sosialis dan golongan agama. Golongan sosialis oleh semaun dan golongan beragama dipimpin oleh agius salim dan Surjopranoto. Akibatnya timbul perpecahan dalam Vak-sentral. Semaun dan Bergma mengusai Sarekat Sakerja karena api, sarekat sakerja kehutanan, sarekat sakerja pelabuhan dan sarekat sekerja sopir dan kusir. Sarekat sakerja dibawah pimpinan semaun terbuang dalam vak-sentral revolusioner yang berpusat disemarang, dan golongan Surjopranoto dan Agus salim berkedudukan di Yogyakarta.

Golongan Semaun belum puas dengan penguasaan sebagain dari serikat sekrja dan berusaha merebut kekuasaan dibawah pimpinan Tjokroaminoto. Dalam kongresnya yang ke empat yang diadakan pada tanggal 26 Oktober tahun 1919 suasan terlalu lesu. Dalam kongresnya yang kelima di adakan dalam bulan Maret 1921 senaun mengecam kebijasanaan ketua sentral serikat islam, yang bersikap sangat lunak terhadap pembentukan kapital nasional. Menurut anggapan semaun kapital nasional maupun kapital asing adalah jahat. Semaun yang memgang teguh faham komunisnya akhirnya dipecar dari Sjarikat islam hal ini menimbulkan bayaknya kekurangan anggota dalam tubuh Sjararikat Islam. Pada tanggal 17-20 Februari 1923 Sarekat islam mengadakan kongresnya yang ketujuh di kota Madiun dengan keputusan: mengubah nama serikat islam menjadi partai serikat islam, memepertahankan disiplin kepartaian. Untuk menyaingi kongres serikat islam ke tujuh golongan semaun juga mengadakan kongres pada maret 1923 di bandung. Dalam kongres itu diputuskan bahwa semua serikat islam lokal berhaluan komunis berganti nama menjadi serikat rakyat atas landasan komunis. Dimana serikat islam merah berubah menjadi serikat rakyat dengan partai komunis Indonesia demikianlah lahir partai komunis Indonesia pada maret 1923. Dan terjadilah pemisah antara SI putih dan SI merah.

PEMBAHASAN

Komunisme adalah ideologi yang berkenaan dengan filosofi, politik, sosial, dan ekonomi yang tujuan utamanya terciptanya masyarakat komunis dengan aturan sosial ekonomi berdasarkan kepemilikan bersama alat produksi dan tidak adanya kelas sosial, uang dan negara. Komunis mulai diterapkan setelah meletusnya revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917.

Ajaran karl Marx tentang komunismenya, bertujuan membangun masyarakat komunis sebagai masyarkat masyarkat tanpa kelas (class less society). Suatu masyarkat yang tidak lagi terbagi dalam dua stratifikasi: yang memerintah dan yang diperintah. Tidak ada borjuis penindas dan proletar yang tertindas. Menjadi masyarakat sama rata sama rasa, tanpa agama dan tanpa pemerintah. Ajarannya disebarkan melalui selembaran yang berisikan ajakan kepada semua buruh agar bersatu. Hanya dengan revolusi buruh, borjuis akan tumbang. Kaum buruh akan terbebas dan segenap penindas. Revolusi buruh menjadikan borjuis ketakutan. Bagi kaum buruh tidak akankehilangana apa-apa, kecuali belenggu kemiskinannya. Ajaran Karl Marx ini disosialisasikan dalam bntuk selembaran, yang disebut Manifenso komunis, 1848:

Let the ruling classes tremble at communist revolution. The proletarians have nothing to lose but their chains. They have a word to win. Working men of all cointries, unite- biarkanlah para penguasa bergemetaran menatap revolusi komunis. Bagi kaum proletar tidak kehilangan apapun kecuali rantai belenggu kemiskinannya. Mereka pasti menang didunia oini. Oleh karena itu, kaum buruh di seluruh negara, bersatulah. (Kenneth Colegrove, 1957)

Gerakan komunis menentang konsep pemikiran imperialisme barat yang terlahir dari ajaran katolik dan protestan. Kapitalis memproduksi ajaran protestan. Kapitalis memproduksi ajaran protestan atau Calvinisme. Tidak heran jika melahirkan ajaran Karl Marx menolak ajaran agama. Dinilai agama sebagai candu untuk rakyat karena di barat agama identik dengan alat penjajahan, buat menidurkan rakyat yang ditindas oleh pemerintah penjajah yang didukung oleh gereja untuk merealisasikan tujuan 3G. Dampak revolusi Oktober 1917 M hanya dalam waktu tiga tahun atas usaha Sneevliet di Indonesia, lahirlah Perserikatan Komunis di India (PKI).

Tahun 1913, tercatat sebagai awal masuknya komunis di Indonesia sebagai sebuah ideologi baru. Ideologi ini diperkenalkan oleh Hendricus Josephus Franciscus Maria Sneevliet. Ia adalah bekas ketua serekat buruh nasional dan bekas pimpinan partai revolusioner sosialis disalah satu provinsi di negeri belanda. Memanfaatkan pusat organisasi buruh kereta api Vereenigde Van Spoor en Tramweg Personnel (serekat personil kereta api dan trein) yang berada disemarang, pada 1914 dimulailah penyebaran ideologi pertentangan kelas ini melalui VSTP. Pada bulan juli 1914 itu Sneevliet bersama dengan P. Bergsma, J.A. Brandstedder, H.W. Dekker (sekertaris VSTP), Mendirikan organisasi politik yang bersifat radikal, Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) atau serikat sosial demokrat India. Sebagai lanjutan aksinya ISDV menerbitkan surat kabar Het Vrije Woord (suara kebebasan). Terbitlah pertama surat kabar ini tercatat tanggal 10 Oktober 1915. Melalui surat kabar propoganda untuk menyebarkan marxisme.

23 Mei 1920 dipimpin oleh Samaoen, Darsono, dan Tan Malaka. Dasar ajaran Ideologikomunisme yang anti agama, menjadikan PKI bersebrangan dengan Sjarekat Islam pimpinan Oemar Said Tjokroaminoto yang menuntut Indonesia merdeka, 1916 M. Mungkinkah kerajaan protestan membiarkan lahirnya PKI yang dibangun oleh Sneevliet, jika National Congres Centraal Sjarekat Islam di bandung, 1916 M, tidah mendukung home rule atau pemerintahan sendiri. Tidakkah ajaran Marxisme mentang ajaran agama protestan. Dapat dipastikan pemerintah kolonial Belanda tidak akan berkepentingan untuk membelah Sjarekat Islam dalam tubuhnya disemarang. Sneevliet juga menolak tuntutan Indonesia merdeka karena jika indonesia merdeka, kaum buruh belanda akan banyak yang menaggur. Tidaklah heran jika adanya kesamaan kepentingan politik antar pemerintak kolonial Belanda dan Sneevliet, terhadap banyaknya tuntutan Congres Nasional Centraal Sjarekat Islam di Bandung, 1916 M Maka pemerintah kolonial Belanda membiarkan untuk sementara berdirinya perserikatan komunis di India (PKI) karena dampaknya memebelah Central Sjarekat Islam dalam, melalui Sjarikat Islam semarang.

Pemerintah kolonial Belanda, mula-mula seperti memberikan angin terhadap perkembangan Sjarekat Islam. Akan tetapi, setelah Perangg Dunia I (1914 - 1919    M) Selesai, barulah pemerintah kolonial Belanda mulai melancarkan proklamasi dan politik divide et impera, terutama terhadap Sjarikat Islam. Pemerintah kolonial Belanda melakukan politik pecah belah dengan mempertentangkan perbedaan Kedjawe dan kosoenden dengan islam, serta mengembangkan pertentangan prasangka etnis. Mereka juga membentuk Sajrikat Islam dengan PKI, dalam masalah ideologi islam dan Ideologi komunis. Tidak luput pula untuk dijadikan objek perpecahan adalah ulama. Hubungan anatar Ahli Soennah wal Djama’ah dengan kalangan penganut wahabi diretakkan melalui pertentangan masalah furu’ atau masalah khilafiyah. Di kalangan Djamiat Choir, dipecah belah antara golongan sayyid dan non sayyid.

Prasangka suku ditumbuhkan pula diantara pimpinan partai politik, yaitu antara pimpinana yang berlatar belakang suku jawa dan suku minang. Dalam tubuh PKI dikembangkan pertentangan antar Somaoen, Darsono dari suku jawa dengan Tan Malaka dari suku minang. Padahal mereka sama-sama ber ideologi Marxist. Akan tetapi, perbedaan mereka dipertajam, yaitu komunis Internasional dan komunis Nasional. Setelah berdirinya perserikatan Nasional mIndonesia (PNI, 1927 M), terjadi perbedaan pandangan yang tajam antara boeng hatta dari minang. Juga ada perbedaan pandangan antara Sartonodari suku jawa, pendiri partai Indonesia dengan Mohammad Hatta dan Soetan Sjahrir dari suku minang, pimpinan Pendidikan Nasional Indonesia. Padahal mereka sama-sama nasionalis. Hal ini terjadi setelah Boeng Karno ditangkap dan dipenjara di sukamiskin, Bandung. Walupun PNI tidak dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda. Mr. Sartono tetap membubarkannya.

Dapat diperhatikan, dalam masalah tata rauang kota, pemerintah kolonial Belanda mengadakan pemisahan antar suku, diantaranya: Kampung Melayu, Lampung Bali, Kampung Ambon, dan seterusnya. Kemudian dikembangkan pula race prejudice (prasangka ras) antara etnis yang satu dan yang lainnya. Secara stereotip disebarkan kejelekan tiap suku dan ras. Prof. Dr. Dartono Kartodirjo menuturkan perjuangan ulama dengan pesantrennya mengkilangkan sukuisme dengan lebih menjadikan islam sebagai simbol kesatuan nasionalisme.

Diantara organisasi-organisasi yang bangkit pada masa kebangkitan kesadaran Nasinal Indonesia yang membahayakan penjajah adalah Sjarekat Islam. Sjarekat Islam merupakan organisasi yang benar-benar mendapatkan dukungan masa riil dari berbagai strata sosial dan secara tidak langsung mendapat dukungan ulama dari organisasi-organisasi islam lainnya, yaitu: Perserikatan Muhamadiyah, Perserikatan Ulama, Mathlaul Anwar, Persatuan Islam dan Jong Islamietan Bond. Dan untuk membelah Sjarekat Islam orang belanda yang berhaluan Marxist siap menggoyah tubuh Sjarikat Islam.

Het wordt met den dag duidelijker voor hem, die niet blind is voor heetgeen er rondom gebeurt, dat de oprichting der Serrikat Islam en de verdere groi dezer vereeninging een gubeurtenis is geweest, die de algeheele omverweping van ons gezag in den indischen archipel voorafgaat - semakin hari semakin nyata bagi setiap orang yang tidak buta akan kejadian-kejadian disekelilingnya, bahwa didirikan Sjarikat Islam serta pertumbuhan selanjutnya merupakan kejadian pendahuluan dari keruntuhan total kekuasaan kita di kepulauan Hindia.

Dari kutipan tersebut dapat dibuktikan bahwa adanya organisasi Sjarikat Islam membuat belanda takut eksistensi dan kedudukannnya di nusantara semakin teracam, oleh karenannya dengan cara apapun Belanda berusaha membuat Sjarikat Islam bubar dan runtuh, dengan cara politik pecah belah didalam tubuh Sjarikat Islam.

H.J.F.M. Sneevleit dan kawan-kawannya mencoba menawarkan ideologi komunisme. Akan tetapi, untuk mengembangkaan ajaran Marxist ke tengah rakyat, timbul masalah berkaitan dengan pimpinan Sjarikat Islam mana yang akan dijadikan sasaran. Selain itu, ada juga masalah mengenaikota mana yang akan dijadikan basis pembelah wilayah pengaruh Sjarikat Islam dan kota pertama yang menjadi basis penyebaran agama ideologi komunis. Dengan menggunakan orang-orang Belanda, pemerintah kolonial Belanda membiarkan H.J.F.M. Sneevliet sendiri mula-mula mendirikan (ISDV) pada 1914 M di surabaya. Pengaruhnya hanya dikalangan orang-orang belanda dan tidak dikenal oleh Pribumi. Akan tetapi, setelah pindah ke Semarang pada 1916 H.J.F.M. Sneevliet aktif dalam Vereniging Spoor en Tramweg-Personeel (VSTP) atau serekat buruh kereta api dan trem.

Disini pada 1916 M, dibinalah Semaoen, seorang buruh kereta api pindah dari Surabaya yang baru berusia 17 tahun (lahir 1899 M) sebagai kader. Selanjutnya pada 1916 Darsono (lahir 1897) usia 19 tahun, Alimin Prawirodirdjo (1818 - 1964) usia 27 tahun, Tan Malaka (1897 - 1949) usia 19 tahun, menjadi kader ISDV dan VSTP. Ketika Sneevliet, ditarik kembali ke Belanda pada 1918 Semaun menggantikan menjadi ketua ISDV. Secara psikologis, Samaoen merasa sederajat dengan CSI. Dapatlah dipahami dalam National Congres Centraal Sjarikat Islam keempat di Surabaya, 1919 M kelompok kader ISDV mulai berani menyerang pimpinan CSI: Oemar Said Tjokroaminoto, Abdul Muis, Agus Salim dan Soerjopranoto. Mereka berusaha mengganti ideologi islam dengan marxist. Dengan demikian, sasaran kongres mulai beralih dari upaya membangkitkan kesadaran nasional melawan penjajah Belanda. Kelompok ISDV yang dibangun oleh orang-orang Belanda mengalihkannya untuk menyerang CSI. Karena kegagalannya, kalangan Marxist melanjutkan usahanya dalam National Congres Centraal Sjarikat Islam kelima di Yogya, 1339 H/1921 M. Ternyata, dalam kongres inipun mereka tidak berhasil mengubah ideologi Central Sjarikat Islam. Apalagi dikalangan mayoritas buruh, yang besar pengaruhnya bukan Semaoen,  melainkan Soerjopranoto, pimpinan Sjarikat Islam yang juga seorang bangsawan paku alaman. untuk mengukur betapa besarnya pengaruh Centraal Sjarikat Islam terhadap gerakan buruh, dapat dibaca gelar jago pemogokan yang disandang oleh Soerjopranoto.

Akibatnya, Samaoen dan Darsono yang masih muda sekitar usia 21 dan 23 tahun, mengubah Sjarikat Islam Semarang menjadi Perserikatan Komunis di India pada 23 Mei 1920. Demikianlah pula, Tan Malaka dari Minang relatif masih muda, 23 tahun dan Prawirodirdjo Berusia 31 tahun ketika bergabung di dalamnya. Perlu diperhatikan, sampai dengan tahun 1920 M belum digunaka istilah Indonesia. Istilah yang digunakan pada waktu itu ialah India. Karena Sjarikat Islam lebih dikenal oleh rakyat, PKI juga menggunakan nama Sjarikat. Jadi pada saat berdirinya, PKI tidak langsung menggunakan partai, tetapi perserikatan. Dengan nama perserikatan, PKI memang terlahir dalam tubuh Sjarikat Islam dan bertujuan mengubah Sjarikat Islam semarang dan Centraal Sjarikat Islam menjadi organisasi berideologi Marxisme dan diganti menjadi PKI.

Sjarikat Islam bukan saja dipecah belah dari dalam tetapi juga dituduh dengan berbagai fitnah. Sjarikat Islam dituduh sebagai provokator rakyat agar memebrontak. Dalam kunjungannya ke Toli Sulawesi, Abdul Muis dituduh pembuat kekacauan masyarakat yang memberontak pada 1919 M. Disiarkan bahwa kerusuhan ini menyebabakan seorang kontrolir, J.P.de Kat Angelino, terbunuh. Padahal ia masih hidup hingga 1930 dan masih memeberikan laporan tentang perusahaan batik di Jawa Tengah. Kemudian, Oemar Said Tjokroaminoto ditahan dituduh melancarkan Afdeeling B di Garut pada 1919 M. Suatu rekayasa yang dibuat oleh residen.

Ketika Oemar Said Tjokroaminoto dibebaskan dari penahanan, ia dapat memimpin kembali National Congres Centraal Sjarikat Islam di Madiun, Rajab 1341 H/Februari 1923. Kongres ini berhasil memutuskan perlunya disiplin partai. Artinya, pimpinan Sjarikat Islam tidak dibenarkan merangkap menjadi pimpinan PKI dan sebaliknya. Selain itu, kongres memutuskan Sjarikat Islam menjadi partai Sjarikat Islam. Oemar Said Tjokroaminoto sebenarnya tetap tidak menghendaki perpecahan dalam tubuh Sjarikat Islam. Akan tetapi karena ideologi Marxist PKI benar-benar bertentangan dengan ajaran Islam, dan PKI menginginkan terwujudnya classles society hal ini dinilai oleh Sjarikat Islam tidak rasional dan tidak realistis. Selain itu pimpinan PKI yang selalu meluncurkan fitnah, maka pimpinan Sjarikat Islam perlu mengambil sikap yang tegas dalam menjawab tantangan PKI dengan disiplin partai. Disiplin partai bertujuan membersihkan Sjarikat Islam dari pimpinan, anggota, dan ideologi komunis.

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, periode gerakan kebangkitan kesadaran Nasional Indonesia, Sjarikat Islam tampil sebagai pelopor terdepan penentang ideologi Marxist di Indonesia. National Congres Centraal Sjarikat Islam. Natico di Madiun, Rajab 1341 H/Februari 1923 M, memutuska meolak ideologi Marxist dan segaligus menjadi awal terbentuknya Partai Sjarikat Islam. Dan menjadi bukti terjadinya pembagian antara SI merah dan SI putih. Dimana SI merah yang dipimpin oleh Semaoen dan SI putih oleh Oemar Said Tkoroaminoto. SI merah sejak saat itu bukan lagi bagian  dari sentra SI melainkan sudah memisah dan keluar yang kemudian akan menjadi awal mula adanya PKI (Partai Komunis Indonesia).

 

KESIMPULAN

Pemikiran mengenai negara islam sesungguhnya muncul sejaka lama di Indonesia, khususnya sejak munculnya organisasi Sarekat Islam yang awalnya  bernama Sarekat Dagang Islam. Yang dimana pada tanggal 11 November 1912 SDI diubah menjadi SI yang orientasinya bukan sekedar masalah ekonomi, melainkan sudah mencakup segala aspek kehidupan yang diwarnai dengan corak islam. Oemar Said Tjokroaminoto banyak menyumbangkan pemikiran demi kemajuan bagi sarekat islam. Dalam anggaran dasar yang ia susun banyak mewarnai kehidupan Sarekat Islam secara keseluruhan (Kaffah) mencakup semua aspek kehidupan. Untuk merealisasikan gagasan memebntuk dunia islam Oemar Said Tjokroaminoto mempersiapkan kader-kader militant yang terdiri atas mahasiwa-mahasiswa progresif. Selama dibawah kepemimpinana Oemar Said Tjokroaminoto Seraket Islam mencapai puncak yang gemilang dengan 435 cabang di dukung oleh jutaan anggota.

Sarekat Islam yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme revolusioner. Paham ini disebarkan oleh Sneelvet yang mendirikan organisasi ISDV dimana paham ini dilancarkan oleh pihak belanda gona menggoncang kestabilan Serikat Islam, Sneevliet berhasil memepngaruhi pimpinana Serikat islam di Semarang yang dipimpin oleh Semaun. paham ini dilancarkan dengan cara “blok di dalam” menyusup ke dalam tubuh SI dan melakukan perpecahan. Lama kelamaan ke tidak stabilan di dalam SI semakin tidak terelakan. Dimana pada 1923 SI dipecah menajadi dua haluan yaitu SI Putih dan SI merah.

 

DAFTAR PUSTAKA

Suryanegara, Ahmad Mansur. 2010. Api Sejarah. Bandung: PT Grafindo Pratama

Muljana, Slamet. 1986. Kesadaran Nasiona dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan Jilid 1. Jakarta: Inti Idayu Press

Hakim, L.E. 1955. Islam dan Demokrasi Kontra Komunis. Jakarta: Bulan Bintang

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Ensiklopedi Islam Jilid 4. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve

Noer, Deliar. 1973. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900 - 1942. Jakarta: LP3ES

Soeharto, Pitut. 1981. Cahaya di Kegelapan. Jakarta: Jayasakti

Poesponegoro, Marwati Djoened. 2008. Sejarah Nasional Indonesia Jilid 4. Jakarta: Balai Pustaka


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama