Abstrak
Serekat
Islam dahulunya merupakan Serekat Dagang Islam, dimana organisasi yang
didirikan oleh Haji Samanhudi dahulunya merupakan semuah perkumpulan
pedagangan-pedagangan islam yang menentang politik belanda memberi leluasaan
masuknya pedagang asing untuk menguasai komplar ekonomi rakyat pada masa itu.
Pada kongres pertama SDI di Solo tahun 1906 namanya diganti menjadi serikat
Islam. Pada tanggal 10 September 1912 berkat keadaan politik dan sosial pada
masa tersebut HOS Tjokroaminoto menghadap notaris B. ter Kuile di Solo untuk
menjadikan Serekat Islam sebagai badan hukum dengan anggaran dasar SI yang
baru, kemudian mendapat pengakuan dan disahkan oleh pemerintah Belanda pada
tanggal 14 September 1912. HOS Tjokroaminoto mengubah yuridiksi SDI lebih luas yang dahulunya hanya mencakup
permasalahan ekonomi dan sosial. Kearah politik dan agama untuk menyumbangkan semangat
perjuangan islam dan semangat juang terhadap kolonialisme dan imprealisme pada
masa tersebut. SI yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi
oleh paham sosialisme revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet
yang mendirikan organisasi ISDV (Indische
Sociaal Democratische Vereeninging) pada tahun 1914, mereka menyudup
kedalam tubuh SI untuk mempengaruhi dan menyebarkan fahamnya dengan
mempengaruhi tokoh-tokoh muda SI, hal ini pula yang menyebakan terpecahnya SI.
Kata kunci: Komunisme, Belanda,
Tjokroaminoto, Semaun
PENDAHULUAN
Oemar
Said Tjokroaminoto menyadari bahwa umat islam yang tertindas diubah oleh
penjajah menjadi seperti tertidur lelap kesadarannya. Tidak lagi menyadari
bahwa dirinya memiliki tanah air, bangsa dan agama yang tejajah. Pasrah tanpa
minat untuk melepas dirinya dari penindasan yang tiada melelahkan gairah
hidupnya umat islam sebagai mayoritas, yang sedang kehilangan seorang pemimpin
berani untuk membangkitkan kesadaran bahwa dirinya sedang tertindas dan terjajah.
Sama halnya dengan bangsa Arab yang trebiarkan menjadi bangsa jahiliyah dan
terjajah oleh kekaisaran Romawi dan Persia. Tidak lagi memahami siapa
sebenarnya yang dijadikan lawannya. Dengan demikian terjadilah serang menyerang
dan saling menghancurkan diri. Namun setelah Rasulullah datang dengan membawa
ajaran Al-Qur’an yang dijadikan pedoman pembangkit kesadaran manusia, berubalah
dalam waktu relatif singkat kemudian bangsa Arab menjadi bangsa yang terhormat.
Dan menjadi bangsa pemimpin bangsa-bangsa di dunia.
Dengan
mencontoh kepemimpinan Rasulullah Saw. Oemar Said Tjokrominoto berjuang
membangkitkan kesadaran nasional umat islam. Bangkit dengan Al-Quran dan
sunnah, melalui paradigma lima-K (Kemauan, Kekuatan, Kemenangan, Kekuasaan,
Kemerdekaan), dibangunlah kesadaran umat islam yang sedang terlena dan lupa
akan martabat dirinya, agar bangkit menjadi bangsa yang merdeka. Paradigma
lima-K tersebut, dituliskan dalam lambang benteng Sjerikat Islam. Ketiga
paradigma dasar: Kemauan, Kekuatan dan Kemenangan dituliskan dengan huruf Arab
melayu. Sedangkan kedua paradigma berikutnya, Kekuasaan dan Kemerdekaan
dituliskan dengan huruf Jawa. Perbedaan pilihan hurufnya, memberikan pesan
tersirat bahwa ketiga paradigma: kemauan, kekuatan, dan kemenangan dituliskan
dengan huruf arab melayu melambangkan jiwa ketiga paradigma tersebut
melandaskan ajaran islam. Ketiga-tiganya diletakan dikaki depan lambang
banteng. Kedua paradigma berikutnya dituliskan dengan huruf dan bahasa jawa
adalah (kawasa) dan merdika (kemerdekaan), dituliskan pada posisi yang tidak
sama . disebelah kanan lambang benteng dan diatas lambang matahari, tertuliskan
merdika (kemerdekaan). Disebelah kiri benteng, tertuliskan kawasa (kekuasaan),
hal tersebut memberikan pengertian dalam mengaplikasikan kedua-duanya bertolak
dari ajaran islam, tetapi harus disesuaikan dengan lingkungan kehidupan budaya
politik serta pertanda zaman (Zeitgeist)
di nusantara Indonesia.
Sjarikat
Islam sebenarnya telah didirikan, 1324 H/1906 M, di Surakarta. Setahun setelah
didirikannya Sjarikat Dagang Islam, 16 Sya’ban 1323 H, Senin Legi, 16 Oktober
1905 M. Kedua organisasi tersebut artinya, Sjarikat Dagang Islam dan Sjarikat
Islam diidrikan atas prakarsa Hadji Samanhoedi. Tetapi lebih dikenal pada saat
Sjarikat Islam di Surabaya dibawah pimpinan Oemar Said Tjokroaminoto. Dengan
demikian, Sjarikat Islam didirikan setelah adanya huru-hara anti-Cina dan schorsing dari residen Surakarta
terhadap Sjarekat Dagang Islam. Sebagian sejarawan menuliskan bahwa organisasi
tersebut didirikan pada saat mendapat badan hukum pada 27 Ramadhan 1313 H,
Senin Pahing, 10 September 1912 M.
Setelah
tercatat sebagai badan hukum pada 10 September 1912 berita tentang berdirinya
Sjarikat Islam para anggotanya menyiarkan kabar berdirinya perkumpulan secara gthok
tular kepada kawan kawan dilingkungan kaum muslimin. Justru oleh karena
asas dan tujuan Sarekat Islam itu sangat praktis dan sesuai dengan selera
kehidupan kaum muslimin maka berita berdirinya perkumpulan itu disambut dengan
gembira oleh para kaum muslimin. Dalam waktu singkat sekali perkumpulan itu
telah memperoleh anggota yang besar sekali jumlahnya. Timbulah karenanya
kekhawatiran pihak pemerintah u ntuk mengakui sebagai badan hukum. Pemerintah
khawatir kalau kalau pengurus besar Sjarekat Islam akan memperoleh pengaruh
yang besar dikalangan rakyat, sehingga mengurangi kewibawaan pemerintah.
Pangreh Praja akan kewalahan menghadapi gerakan masa yang dipimpin oleh
Sjarikat Islam. Demikianlah pada tanggal 30 Juni 1913 diputuskan oleh pihak
berwajib untuk menolak permohonan pengakuan Sjarekat Islam sebagai badan hukum
dengan penjelasan, bahwa penolakan itu hanya mengenai perkumpulan serikat islam
sebagai pusat; cabang-cabangnya dapat diakui sebagai badan hukum. Berdasarkan
penjelasan itu maka cabang-canag sarekat islam dianjurkan untuk mengajukan
permohonan pengakuan sebagai badan hukum. Untuk sementara para pengurusnya
menyerah kepada keputusan pemerintah.
Oleh
karena pemerintah telah terlanjur memberikan janji untuk mengakui cabang-cabang
Sjarikat Islam, yang mengajukan permohonanpengakuan sebagai badan hukum, mak
apemerintah harus menebus janjinya. Demikianlah dalam tahun 1914 telah berdiri
56 cabang Sjarikat Islam dengan pengakuan sebagai badan huikum. Cang-cang itu
berdiri sebagai Sjarikat Islam lokal, karena badan pusatnya tidak ada.
Sebenarnya adanya pembagian Sjarikat Islam lokal itu bagi pemerintah sendiri
agak sulit untuk mengaturnya. Jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan oleh
pemerintah, tidak ada badan yang harus mempertanggung jawabkannya. Serekat
lokal itu sendiri yang harus dihadapkan kepada yang berwajib. Sjarikat Islam
lainnya bebas dari kesalahan atau tuduhan yang mungkin dilemparkan oelh pihak
pemerintah. Demikianlah ketika pengurus sentral Sjarikat Islam mengajukan
permohonan pengakuan sebagai badan hukum dengan penjelasan, bahwa sentra
Sjarikat Islam itu tidak mempunyai anggota perorangan, melainkan anggotanya
terdiri dari serekat-serekat islam lokal, maka pada tanggal 18 Maret 1916
diputuskan oleh yang berwajib untuk memberikan pengakuan sebagai badan hukum.
Berdirilah sentra Sjarikat Islam dalam pengurusnya seperti berikut: Umar Said
Tjokroaminoto, Agus Salim, Abdul Muis, Haju Gunawan, Wondoamiseno,
Sosrokardono, Soerjopranoto, Alimin Prawirodiredjo, Haji Samanhudi diangkat
sebagai ketua kehormatan.
Segerah
setelah sentral Sjarekat Islam diakui oleh badan hukum, maka sentral Sjarekat
Islam dalam bulan juni 1916 mengadakan kongres yang pertama di kota bandung.
Terbukti bahka kongres Sjarekat Idslam yang pertama itu mendapat kunjungan luar
biasa dari Sjarekat lokal yang jumlahnya
sudah mencapai 80 dan mempunyai anggota sekitar 360.000. suatu bukti bahwa
perkembangan sangat pesat. Kongres tyang pertama ini memang ditujukan untung
menggalang persatuan umat muslim. Sejak kongres yang pertama Sjarekat Islam
menunjukan corak aliran politik religius nasional. Dalam kongres yang kedua,
yang diadakan dijakarta 1917 serekat islam menegakkan tujuannya yakni untuk
memperoleh pemerintahan sendiri namun tujuan itu masih kabur karena Sjarekat
Islam tidak berani membuka kemauannya dengan kata “kemerdekaan”. Pada kongres
kedua ini pula adanya niat pementuka dewan kerja rakyat dimana Tjokroaminoto
dan abdul muis ditunjuk sebagai calon serekat Islam. Dan bekerjasama dengan
pihak pemerintah penjajah. Dan pada 18 Mei 1918 oeleh Gubernur Jendral Graaf
van Limburg Stirum, terjata bahwa pengusulan Tjikroaminoto menjadi calon dewan
ditemia sangat baik oleh gubernur jendral. Kongres Sjarikat islam yang kedua
dijadikan gelanggang untuk menyerang kapital asing.
Dalam
kongres yang kedua telah terdengar adanya aliran kiri dalam tubuh serikat
islam. Aliran kiri itu disuarakan oleh semaun selaku ketua Sjarekat Islam lokal
disemarang. Dalam kongres itu semaun mulai menyerang pemerintah secara pedas
namun Sjarekat Islam tetap berpegang para perjuangan parlementer. Dengan tegas
semaun menyebut alirannya revolusioner-sosialitis.
Sebedarnya semau n merupakan anggota ISDV, Bahkan merupakan salah seorang
pendirinya. ISDV didirikan pada tahun 1913 oleh beberapa orang belanda Sneevliet,
Brandsteder, Dekker dan orang indonesia semaun. ISDV beraliran sosialis pada
waktu itu belum ada disiplin partai. Dan sebagai petinggi dalam Sjarikat Islam
Semaun berhasil masuk kedalam tubuh SI.
Dalam
kongres yang ketiga yang diadakan paad tanggal 29 September-6 Oktober tahun
1918 disurabaya, pengaruh aliran revolusioner sosialistis makin terasa. Dalam
kongres itu ditandaskan, bahwa perjuangan rakyat ditanah jajahan hindia tidak
hanya berupa “Pertentangan antar kaum jajah dan kaum terjajah, tetapi juga
pertentangan antar kaum kapitalis dan kaum buruh”. Itulah landasan utama
perjuangan kaum sosialis, dan itulah inti dari paham sosialisme. Paham
sosialisme yang ditawarkan oleh semaun itu diterima oleh kongres III Sjarekat
Islam. Sostrokardono selaku ketua sarekat sakerja pegadaian yang pada waktu itu
disebut Pandhuisbond, ditugaskan oleh
kongres untuk menyusun kekuatan buruh. Sostrokardono mendirikan sarekat sakerja
vak-sentral yang disebut Revolusioner
Sosialistische Vakcentrale.demikianlah kongres III Sjarekat Islam mengenai
pembentukan sarekat sakerja telah berhasil dilaksanakan oleh Sostrokardono. Didalam vak sentral terjadi perebutan
kekuasaan antara golongan sosialis dan golongan agama. Golongan sosialis oleh
semaun dan golongan beragama dipimpin oleh agius salim dan Surjopranoto.
Akibatnya timbul perpecahan dalam Vak-sentral. Semaun dan Bergma mengusai
Sarekat Sakerja karena api, sarekat sakerja kehutanan, sarekat sakerja
pelabuhan dan sarekat sekerja sopir dan kusir. Sarekat sakerja dibawah pimpinan
semaun terbuang dalam vak-sentral revolusioner yang berpusat disemarang, dan
golongan Surjopranoto dan Agus salim berkedudukan di Yogyakarta.
Golongan
Semaun belum puas dengan penguasaan sebagain dari serikat sekrja dan berusaha
merebut kekuasaan dibawah pimpinan Tjokroaminoto. Dalam kongresnya yang ke
empat yang diadakan pada tanggal 26 Oktober tahun 1919 suasan terlalu lesu.
Dalam kongresnya yang kelima di adakan dalam bulan Maret 1921 senaun mengecam
kebijasanaan ketua sentral serikat islam, yang bersikap sangat lunak terhadap
pembentukan kapital nasional. Menurut anggapan semaun kapital nasional maupun
kapital asing adalah jahat. Semaun yang memgang teguh faham komunisnya akhirnya
dipecar dari Sjarikat islam hal ini menimbulkan bayaknya kekurangan anggota
dalam tubuh Sjararikat Islam. Pada tanggal 17-20 Februari 1923 Sarekat islam
mengadakan kongresnya yang ketujuh di kota Madiun dengan keputusan: mengubah
nama serikat islam menjadi partai serikat islam, memepertahankan disiplin
kepartaian. Untuk menyaingi kongres serikat islam ke tujuh golongan semaun juga
mengadakan kongres pada maret 1923 di bandung. Dalam kongres itu diputuskan
bahwa semua serikat islam lokal berhaluan komunis berganti nama menjadi serikat
rakyat atas landasan komunis. Dimana serikat islam merah berubah menjadi
serikat rakyat dengan partai komunis Indonesia demikianlah lahir partai komunis
Indonesia pada maret 1923. Dan terjadilah pemisah antara SI putih dan SI merah.
PEMBAHASAN
Komunisme
adalah ideologi yang berkenaan dengan filosofi, politik, sosial, dan ekonomi
yang tujuan utamanya terciptanya masyarakat komunis dengan aturan sosial
ekonomi berdasarkan kepemilikan bersama alat produksi dan tidak adanya kelas
sosial, uang dan negara. Komunis mulai diterapkan setelah meletusnya revolusi
Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917.
Ajaran
karl Marx tentang komunismenya, bertujuan membangun masyarakat komunis sebagai
masyarkat masyarkat tanpa kelas (class
less society). Suatu masyarkat yang tidak lagi terbagi dalam dua
stratifikasi: yang memerintah dan yang diperintah. Tidak ada borjuis penindas
dan proletar yang tertindas. Menjadi masyarakat sama rata sama rasa, tanpa
agama dan tanpa pemerintah. Ajarannya disebarkan melalui selembaran yang
berisikan ajakan kepada semua buruh agar bersatu. Hanya dengan revolusi buruh,
borjuis akan tumbang. Kaum buruh akan terbebas dan segenap penindas. Revolusi
buruh menjadikan borjuis ketakutan. Bagi kaum buruh tidak akankehilangana
apa-apa, kecuali belenggu kemiskinannya. Ajaran Karl Marx ini disosialisasikan
dalam bntuk selembaran, yang disebut Manifenso komunis, 1848:
Let
the ruling classes tremble at communist revolution. The proletarians have
nothing to lose but their chains. They have a word to win. Working men of all
cointries, unite- biarkanlah para penguasa
bergemetaran menatap revolusi komunis. Bagi kaum proletar tidak kehilangan
apapun kecuali rantai belenggu kemiskinannya. Mereka pasti menang didunia oini.
Oleh karena itu, kaum buruh di seluruh negara, bersatulah. (Kenneth Colegrove,
1957)
Gerakan komunis
menentang konsep pemikiran imperialisme barat yang terlahir dari ajaran katolik
dan protestan. Kapitalis memproduksi ajaran protestan. Kapitalis memproduksi
ajaran protestan atau Calvinisme. Tidak heran jika melahirkan ajaran Karl Marx
menolak ajaran agama. Dinilai agama sebagai candu untuk rakyat karena di barat
agama identik dengan alat penjajahan, buat menidurkan rakyat yang ditindas oleh
pemerintah penjajah yang didukung oleh gereja untuk merealisasikan tujuan 3G.
Dampak revolusi Oktober 1917 M hanya dalam waktu tiga tahun atas usaha
Sneevliet di Indonesia, lahirlah Perserikatan Komunis di India (PKI).
Tahun
1913, tercatat sebagai awal masuknya komunis di Indonesia sebagai sebuah
ideologi baru. Ideologi ini diperkenalkan oleh Hendricus Josephus Franciscus
Maria Sneevliet. Ia adalah bekas ketua serekat buruh nasional dan bekas
pimpinan partai revolusioner sosialis disalah satu provinsi di negeri belanda.
Memanfaatkan pusat organisasi buruh kereta api Vereenigde Van Spoor en Tramweg
Personnel (serekat personil kereta api dan trein) yang berada disemarang, pada
1914 dimulailah penyebaran ideologi pertentangan kelas ini melalui VSTP. Pada
bulan juli 1914 itu Sneevliet bersama dengan P. Bergsma, J.A. Brandstedder,
H.W. Dekker (sekertaris VSTP), Mendirikan organisasi politik yang bersifat
radikal, Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) atau serikat sosial
demokrat India. Sebagai lanjutan aksinya ISDV menerbitkan surat kabar Het Vrije Woord (suara kebebasan).
Terbitlah pertama surat kabar ini tercatat tanggal 10 Oktober 1915. Melalui
surat kabar propoganda untuk menyebarkan marxisme.
23
Mei 1920 dipimpin oleh Samaoen, Darsono, dan Tan Malaka. Dasar ajaran
Ideologikomunisme yang anti agama, menjadikan PKI bersebrangan dengan Sjarekat
Islam pimpinan Oemar Said Tjokroaminoto yang menuntut Indonesia merdeka, 1916
M. Mungkinkah kerajaan protestan membiarkan lahirnya PKI yang dibangun oleh
Sneevliet, jika National Congres Centraal
Sjarekat Islam di bandung, 1916 M, tidah mendukung home rule atau pemerintahan sendiri. Tidakkah ajaran Marxisme
mentang ajaran agama protestan. Dapat dipastikan pemerintah kolonial Belanda
tidak akan berkepentingan untuk membelah Sjarekat Islam dalam tubuhnya
disemarang. Sneevliet juga menolak tuntutan Indonesia merdeka karena jika
indonesia merdeka, kaum buruh belanda akan banyak yang menaggur. Tidaklah heran
jika adanya kesamaan kepentingan politik antar pemerintak kolonial Belanda dan
Sneevliet, terhadap banyaknya tuntutan Congres
Nasional Centraal Sjarekat Islam di Bandung, 1916 M Maka pemerintah
kolonial Belanda membiarkan untuk sementara berdirinya perserikatan komunis di
India (PKI) karena dampaknya memebelah Central
Sjarekat Islam dalam, melalui Sjarikat Islam semarang.
Pemerintah
kolonial Belanda, mula-mula seperti memberikan angin terhadap perkembangan
Sjarekat Islam. Akan tetapi, setelah Perangg Dunia I (1914 - 1919 M) Selesai, barulah pemerintah kolonial
Belanda mulai melancarkan proklamasi dan politik divide et impera, terutama terhadap Sjarikat Islam. Pemerintah
kolonial Belanda melakukan politik pecah belah dengan mempertentangkan
perbedaan Kedjawe dan kosoenden dengan islam, serta
mengembangkan pertentangan prasangka etnis. Mereka juga membentuk Sajrikat
Islam dengan PKI, dalam masalah ideologi islam dan Ideologi komunis. Tidak
luput pula untuk dijadikan objek perpecahan adalah ulama. Hubungan anatar Ahli Soennah wal Djama’ah dengan
kalangan penganut wahabi diretakkan
melalui pertentangan masalah furu’ atau masalah khilafiyah. Di kalangan Djamiat
Choir, dipecah belah antara golongan sayyid dan non sayyid.
Prasangka
suku ditumbuhkan pula diantara pimpinan partai politik, yaitu antara pimpinana
yang berlatar belakang suku jawa dan suku minang. Dalam tubuh PKI dikembangkan
pertentangan antar Somaoen, Darsono dari suku jawa dengan Tan Malaka dari suku
minang. Padahal mereka sama-sama ber ideologi Marxist. Akan tetapi, perbedaan
mereka dipertajam, yaitu komunis Internasional dan komunis Nasional. Setelah
berdirinya perserikatan Nasional mIndonesia (PNI, 1927 M), terjadi perbedaan
pandangan yang tajam antara boeng hatta dari minang. Juga ada perbedaan
pandangan antara Sartonodari suku jawa, pendiri partai Indonesia dengan
Mohammad Hatta dan Soetan Sjahrir dari suku minang, pimpinan Pendidikan
Nasional Indonesia. Padahal mereka sama-sama nasionalis. Hal ini terjadi
setelah Boeng Karno ditangkap dan dipenjara di sukamiskin, Bandung. Walupun PNI
tidak dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda. Mr. Sartono tetap
membubarkannya.
Dapat
diperhatikan, dalam masalah tata rauang kota, pemerintah kolonial Belanda
mengadakan pemisahan antar suku, diantaranya: Kampung Melayu, Lampung Bali,
Kampung Ambon, dan seterusnya. Kemudian dikembangkan pula race prejudice (prasangka ras) antara etnis yang satu dan yang
lainnya. Secara stereotip disebarkan kejelekan tiap suku dan ras. Prof. Dr.
Dartono Kartodirjo menuturkan perjuangan ulama dengan pesantrennya
mengkilangkan sukuisme dengan lebih menjadikan islam sebagai simbol kesatuan
nasionalisme.
Diantara
organisasi-organisasi yang bangkit pada masa kebangkitan kesadaran Nasinal
Indonesia yang membahayakan penjajah adalah Sjarekat Islam. Sjarekat Islam
merupakan organisasi yang benar-benar mendapatkan dukungan masa riil dari
berbagai strata sosial dan secara tidak langsung mendapat dukungan ulama dari
organisasi-organisasi islam lainnya, yaitu: Perserikatan Muhamadiyah,
Perserikatan Ulama, Mathlaul Anwar, Persatuan Islam dan Jong Islamietan Bond.
Dan untuk membelah Sjarekat Islam orang belanda yang berhaluan Marxist siap
menggoyah tubuh Sjarikat Islam.
Het
wordt met den dag duidelijker voor hem, die niet blind is voor heetgeen er
rondom gebeurt, dat de oprichting der Serrikat Islam en de verdere groi dezer
vereeninging een gubeurtenis is geweest, die de algeheele omverweping van ons
gezag in den indischen archipel voorafgaat -
semakin hari semakin nyata bagi setiap orang yang tidak buta akan kejadian-kejadian
disekelilingnya, bahwa didirikan Sjarikat Islam serta pertumbuhan selanjutnya
merupakan kejadian pendahuluan dari keruntuhan total kekuasaan kita di
kepulauan Hindia.
Dari kutipan tersebut
dapat dibuktikan bahwa adanya organisasi Sjarikat Islam membuat belanda takut
eksistensi dan kedudukannnya di nusantara semakin teracam, oleh karenannya
dengan cara apapun Belanda berusaha membuat Sjarikat Islam bubar dan runtuh, dengan
cara politik pecah belah didalam tubuh Sjarikat Islam.
H.J.F.M. Sneevleit dan
kawan-kawannya mencoba menawarkan ideologi komunisme. Akan tetapi, untuk
mengembangkaan ajaran Marxist ke tengah rakyat, timbul masalah berkaitan dengan
pimpinan Sjarikat Islam mana yang akan dijadikan sasaran. Selain itu, ada juga
masalah mengenaikota mana yang akan dijadikan basis pembelah wilayah pengaruh
Sjarikat Islam dan kota pertama yang menjadi basis penyebaran agama ideologi
komunis. Dengan menggunakan orang-orang Belanda, pemerintah kolonial Belanda
membiarkan H.J.F.M. Sneevliet sendiri mula-mula mendirikan (ISDV) pada 1914 M
di surabaya. Pengaruhnya hanya dikalangan orang-orang belanda dan tidak dikenal
oleh Pribumi. Akan tetapi, setelah pindah ke Semarang pada 1916 H.J.F.M.
Sneevliet aktif dalam Vereniging Spoor en
Tramweg-Personeel (VSTP) atau serekat buruh kereta api dan trem.
Disini pada 1916 M,
dibinalah Semaoen, seorang buruh kereta api pindah dari Surabaya yang baru
berusia 17 tahun (lahir 1899 M) sebagai kader. Selanjutnya pada 1916 Darsono
(lahir 1897) usia 19 tahun, Alimin Prawirodirdjo (1818 - 1964) usia 27 tahun,
Tan Malaka (1897 - 1949) usia 19 tahun, menjadi kader ISDV dan VSTP. Ketika
Sneevliet, ditarik kembali ke Belanda pada 1918 Semaun menggantikan menjadi
ketua ISDV. Secara psikologis, Samaoen merasa sederajat dengan CSI. Dapatlah
dipahami dalam National Congres Centraal Sjarikat Islam keempat di Surabaya,
1919 M kelompok kader ISDV mulai berani menyerang pimpinan CSI: Oemar Said
Tjokroaminoto, Abdul Muis, Agus Salim dan Soerjopranoto. Mereka berusaha
mengganti ideologi islam dengan marxist. Dengan demikian, sasaran kongres mulai
beralih dari upaya membangkitkan kesadaran nasional melawan penjajah Belanda.
Kelompok ISDV yang dibangun oleh orang-orang Belanda mengalihkannya untuk
menyerang CSI. Karena kegagalannya, kalangan Marxist melanjutkan usahanya dalam
National Congres Centraal Sjarikat Islam kelima di Yogya, 1339 H/1921 M.
Ternyata, dalam kongres inipun mereka tidak berhasil mengubah ideologi Central
Sjarikat Islam. Apalagi dikalangan mayoritas buruh, yang besar pengaruhnya
bukan Semaoen, melainkan Soerjopranoto,
pimpinan Sjarikat Islam yang juga seorang bangsawan paku alaman. untuk mengukur
betapa besarnya pengaruh Centraal Sjarikat Islam terhadap gerakan buruh, dapat
dibaca gelar jago pemogokan yang disandang oleh Soerjopranoto.
Akibatnya, Samaoen dan
Darsono yang masih muda sekitar usia 21 dan 23 tahun, mengubah Sjarikat Islam
Semarang menjadi Perserikatan Komunis di India pada 23 Mei 1920. Demikianlah
pula, Tan Malaka dari Minang relatif masih muda, 23 tahun dan Prawirodirdjo
Berusia 31 tahun ketika bergabung di dalamnya. Perlu diperhatikan, sampai
dengan tahun 1920 M belum digunaka istilah Indonesia. Istilah yang digunakan
pada waktu itu ialah India. Karena Sjarikat Islam lebih dikenal oleh rakyat,
PKI juga menggunakan nama Sjarikat. Jadi pada saat berdirinya, PKI tidak
langsung menggunakan partai, tetapi perserikatan. Dengan nama perserikatan, PKI
memang terlahir dalam tubuh Sjarikat Islam dan bertujuan mengubah Sjarikat
Islam semarang dan Centraal Sjarikat Islam menjadi organisasi berideologi
Marxisme dan diganti menjadi PKI.
Sjarikat Islam bukan
saja dipecah belah dari dalam tetapi juga dituduh dengan berbagai fitnah.
Sjarikat Islam dituduh sebagai provokator rakyat agar memebrontak. Dalam
kunjungannya ke Toli Sulawesi, Abdul Muis dituduh pembuat kekacauan masyarakat
yang memberontak pada 1919 M. Disiarkan bahwa kerusuhan ini menyebabakan
seorang kontrolir, J.P.de Kat Angelino, terbunuh. Padahal ia masih hidup hingga
1930 dan masih memeberikan laporan tentang perusahaan batik di Jawa Tengah.
Kemudian, Oemar Said Tjokroaminoto ditahan dituduh melancarkan Afdeeling B di
Garut pada 1919 M. Suatu rekayasa yang dibuat oleh residen.
Ketika Oemar Said Tjokroaminoto
dibebaskan dari penahanan, ia dapat memimpin kembali National Congres Centraal
Sjarikat Islam di Madiun, Rajab 1341 H/Februari 1923. Kongres ini berhasil
memutuskan perlunya disiplin partai. Artinya, pimpinan Sjarikat Islam tidak
dibenarkan merangkap menjadi pimpinan PKI dan sebaliknya. Selain itu, kongres
memutuskan Sjarikat Islam menjadi partai Sjarikat Islam. Oemar Said
Tjokroaminoto sebenarnya tetap tidak menghendaki perpecahan dalam tubuh
Sjarikat Islam. Akan tetapi karena ideologi Marxist PKI benar-benar
bertentangan dengan ajaran Islam, dan PKI menginginkan terwujudnya classles society hal ini dinilai oleh
Sjarikat Islam tidak rasional dan tidak realistis. Selain itu pimpinan PKI yang
selalu meluncurkan fitnah, maka pimpinan Sjarikat Islam perlu mengambil sikap
yang tegas dalam menjawab tantangan PKI dengan disiplin partai. Disiplin partai
bertujuan membersihkan Sjarikat Islam dari pimpinan, anggota, dan ideologi
komunis.
Dalam perjalanan
sejarah bangsa Indonesia, periode gerakan kebangkitan kesadaran Nasional
Indonesia, Sjarikat Islam tampil sebagai pelopor terdepan penentang ideologi
Marxist di Indonesia. National Congres Centraal Sjarikat Islam. Natico di
Madiun, Rajab 1341 H/Februari 1923 M, memutuska meolak ideologi Marxist dan
segaligus menjadi awal terbentuknya Partai Sjarikat Islam. Dan menjadi bukti
terjadinya pembagian antara SI merah dan SI putih. Dimana SI merah yang
dipimpin oleh Semaoen dan SI putih oleh Oemar Said Tkoroaminoto. SI merah sejak
saat itu bukan lagi bagian dari sentra
SI melainkan sudah memisah dan keluar yang kemudian akan menjadi awal mula
adanya PKI (Partai Komunis Indonesia).
KESIMPULAN
Pemikiran mengenai
negara islam sesungguhnya muncul sejaka lama di Indonesia, khususnya sejak
munculnya organisasi Sarekat Islam yang awalnya
bernama Sarekat Dagang Islam. Yang dimana pada tanggal 11 November 1912
SDI diubah menjadi SI yang orientasinya bukan sekedar masalah ekonomi,
melainkan sudah mencakup segala aspek kehidupan yang diwarnai dengan corak
islam. Oemar Said Tjokroaminoto banyak menyumbangkan pemikiran demi kemajuan
bagi sarekat islam. Dalam anggaran dasar yang ia susun banyak mewarnai
kehidupan Sarekat Islam secara keseluruhan (Kaffah) mencakup semua aspek
kehidupan. Untuk merealisasikan gagasan memebntuk dunia islam Oemar Said
Tjokroaminoto mempersiapkan kader-kader militant yang terdiri atas
mahasiwa-mahasiswa progresif. Selama dibawah kepemimpinana Oemar Said
Tjokroaminoto Seraket Islam mencapai puncak yang gemilang dengan 435 cabang di
dukung oleh jutaan anggota.
Sarekat Islam yang
mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme
revolusioner. Paham ini disebarkan oleh Sneelvet yang mendirikan organisasi
ISDV dimana paham ini dilancarkan oleh pihak belanda gona menggoncang kestabilan
Serikat Islam, Sneevliet berhasil memepngaruhi pimpinana Serikat islam di
Semarang yang dipimpin oleh Semaun. paham ini dilancarkan dengan cara “blok di
dalam” menyusup ke dalam tubuh SI dan melakukan perpecahan. Lama kelamaan ke
tidak stabilan di dalam SI semakin tidak terelakan. Dimana pada 1923 SI dipecah
menajadi dua haluan yaitu SI Putih dan SI merah.
DAFTAR PUSTAKA
Suryanegara,
Ahmad Mansur. 2010. Api Sejarah.
Bandung: PT Grafindo Pratama
Muljana,
Slamet. 1986. Kesadaran Nasiona dari
Kolonialisme Sampai Kemerdekaan Jilid 1. Jakarta: Inti Idayu Press
Hakim,
L.E. 1955. Islam dan Demokrasi Kontra
Komunis. Jakarta: Bulan Bintang
Departemen
Pendidikan Nasional. 2002. Ensiklopedi
Islam Jilid 4. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve
Noer,
Deliar. 1973. Gerakan Modern Islam di
Indonesia 1900 - 1942. Jakarta: LP3ES
Soeharto,
Pitut. 1981. Cahaya di Kegelapan.
Jakarta: Jayasakti
Poesponegoro,
Marwati Djoened. 2008. Sejarah Nasional
Indonesia Jilid 4. Jakarta: Balai Pustaka
Posting Komentar